Beliau Rohimahullah manjawab :
Setelah Beliau rahimahullah membaca basmalah dan membuka jawaban Beliau dengan pujian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bershalawat kepada Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa Sallam, Beliau mengatakan sebelum saya menjawab pertanyaan ini terlebih dahulu saya akan memberitahukan sebuah kaidah yang sifatnya menyeluruh terhadap semua apa yang Allah ‘Azza wa Jalla ciptakan demikian juga apa yang Allah ‘Azza wa Jalla syati’atkan dan kaidah ini adalah sebuah kaidah yang diambil dari firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
وَهُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
“Dan Dia adalah Dzat Yang Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana”. [ At Tahrim [66] : 2 ]
Demikian juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا
حَكِيمًا
“Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana”. [ Al Ahzab [33] : 1 ]
Demikian juga pada ayat-ayat yang lain yang
demikian banyak yang menunjukkan penetepan adanya shifat
hikmah/bijaksana bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap apa
yang Allah Subhanahu wa Ta’ala ciptakan dan syari’atkan. Maka
tidaklah satupun dari ciptaan Allah ‘Azza wa Jalla kecuali
padanya ada hikmah dari penciptaan tersebut sama saja penciptaan ini
dengan mengadakan sesuatu mahluk ataupun meniadakannya. Demikian juga
setiap yang Allah Subhanahu wa Ta’ala syari’atkan kecuali
padanya ada hikmah sama saja hal tersebut berkaitan dengan adanya sebuah
perintah yang hukumnya wajib, pengharaman tentang sesuatu ataupun
bolehnya sesuatu tersebut dikerjakan (perkara yang mubah, pent.)Akan tetapi perlu diketahui pula bahwasanya hikmah/tujuan dari penciptaan ini ada yang bersifat kauniyah dan syar’iyah[ii]. Hal ini dapat saja kita ketahui (dengan pengetahuan kita, pent.) ataupun diluar pengetahuan kita, dapat juga hikmah tersebut diketahui oleh sebagian orang sedangkan sebagian yang lain tidak mengetahuinya hal ini tergantung dari pengetahuan/ilmu yang Allah I berikan kepadanya.
Maka jika hal ini telah kita sepakati, maka saya katakan : “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan jin dan manusia untuk tujuan yang agung dan terpuji yaitu untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana yang Allah ‘Azza wa Jalla firmankan :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ
إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan Manusia
melaikan untuk beribadah kepadaku”. [Adz Dzariyat [51] : 56].
Demikian juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا
خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami
menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan
dikembalikan kepada Kami?” [Al Mu’minuun [23] : 115 ]
Demikian juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ
يُتْرَكَ سُدًى
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan
begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)[iii]?”
[Al Qiyamah [75] : 36].
Dan begitu seterusnya sebagimana Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan
dalam ayat-ayat yang lain dalam Al Qur’anul Karim yang menunjukkan
bahwasanya hikmah dari Allah ciptakan jin dan manusia adalah untuk
beribadah kepadaNya.Sedangkan pengertian ibadah adalah ketundukan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan penuh rasa cinta, pengagungan dengan melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya dengan cara sebagaimana yang Allah ‘Azza wa Jalla ajarkan dalam syari’at yang dibawa oleh utusanNya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا
اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama yang lurus (jauh dari syirik)”. [Al Bayyinah [98] :5
]
Maka inilah hikmah/tujuan diciptakannya jin dan manusia. Maka
barangsiapa yang durhaka terhadap Robbnya dan enggan dari beribadah
kepada Robbnya maka sesungguhnya dia telah melanggar/keluar dari tujuan
penciptaannya yang Allah ‘Azza wa Jalla menciptakan mereka
untuk tujuan beribadah kepadaNya. Dan jadilah apa yang dia lakukan
berupa ia bersaksi bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala yang
menciptakannya menjadi sebuah perbuatan yang sia-sia. Dan hal tersebut
telah jelas baginya akan tetapi dia mengingkari dan enggan dari ta’at
kepada Allah ‘Azza wa Jalla
Tidak ada komentar:
Posting Komentar